Lebih jauh tentang Aniq Durar, seorang praktisi teater, aktor dan model yang membawa energi menyenangkan pada kampanye Ramadan tahun ini. Sebagai orang Melanau dan Pashtun, artis kelahiran dan keturunan Kuching ini tinggal di Kuala Lumpur (bersama ketiga kucingnya!) dan membagi waktunya antara akting juga mendukung komunitas seni Bornean di Borneo Bengkel, sebuah wadah bagi kreatif yang mengeksplorasi isu-isu identitas dan budaya Bornean dari kacamata seniman, pencipta, akademisi dan masih banyak lagi. Di sini, Aniq berbagi soal kecintaannya pada teater, memainkan karakter yang eksentrik, dan makna dibalik kisah orang asli Sarawak baginya.
Apakah pertunjukan selalu menjadi bagian dari hidup kamu?
Sesungguhnya, saya tidak mengira akan menjadi aktor. Saya tidak belajar atau berlatih dalam sekolah seni tertentu. Kami tampil di pertunjukan tari seperti yang saya lakukan semasa sekolah yang umum diwajibkan di Malaysia. Saya mengikuti salah satu pertunjukan musikal di sekolah dan waktu kuliah saya tergabung dalam beberapa pertunjukan teater. Pada tahun 2018, barulah saya menyadari keinginan saya untuk menjadi seorang aktor. Secara tidak langsung, saya telah menjalaninya sedikit demi sedikit selama hidup saya—jadi bibit itu sudah ada sejak lama. Suatu hari saya tersadar dan saya berkata, inilah yang ingin saya lakukan. Dan hal itu telah menjadi salah satu cinta terbesar dalam hidup saya. Seperti hubungan apa pun, ada pasang surut, tetapi itu yang akan saya lakukan sampai mati.
Apa yang biasanya menginspirasi kamu?
Banyak hal. Saya tidak memaksa atau mencari, ketika itu datang maka akan datang. Selain itu, pada project tertentu saya akan mencari referensi dalam bentuk seni dan pertunjukan lainnya untuk saya gabungkan atau adaptasi sendiri. Biasanya dalam pertunjukan teater, saya berfokus pada story telling serta gerakan fisik. Dan saya selalu mencoba menambah sedikit humor, sedikit saja, hanya untuk membuat penonton rileks. Karena kadang orang-orang beranggapan bahwa teater seperti “Oh, theatah!” padahal itu tempat yang menyenangkan, guys! Untuk ‘siapa’ yang menginspirasi saya, bisa dibilang teman-teman dan keluarga saya. Karena kepercayaan mereka terhadap saya mendorong diri saya untuk menjadi lebih baik, lebih hebat, tetap santun; demi bermimpi lebih lagi.
Apa saja peran yang kamu suka mainkan?
Saya menikmati bermain dalam berbagai macam peran dan karakter, karena saya selalu merasa perlu untuk hidup dalam perspektif lain. Saya sendiri dalam kehidupan nyata hidup sebagai seorang yang tertutup dan pemalu. Tetapi ketika saya tampil di atas panggung, saya merasa hidup dan hal itu memberikan saya ruang untuk berekspresi. Saya sangat suka memainkan karakter yang cukup kompleks, namun aneh. Saya juga suka memainkankarakter yang eksentrik.
Kamu sering kali memerankan orang asli Sarawak dalam pertunjukan. Bagaimana menggambarkan narasi sebagai orang Sarawak?
Menurut saya, menceritakan orang asli Sarawak bukan monolit, kan? Kita semua berbeda dan memiliki pengalaman unik. Alasan saya menyorotinya adalah untuk melawan bahaya narasi tunggal, terutama di Malaysia. Orang Malaysia-Borneo sering digambarkan dalam satu catatan, yakni cuma “unik”. Ketika kamu melihat dan mendengar satu narasi secara berulang, tidak lagi melihatnya dalam hal lain selain cerita itu. Jadi cerita yang saya soroti adalah cerita saya sendiri; saya selalu berusaha memberikan karakter dan menghubungkannya dengan masa sekarang, dan saya tidak bisa menceritakan pengalaman orang Sarawak lainnya. Namun saya merasa semakin luas ruang yang diberikan kepada kami untuk menceritakan kisah kami, semakin sedikit kami dianggap unik. Kami jauh lebih beragam dari itu, kami lebih dari sekadar stereotip orang suku yang menari di hutan.
Menurutmu, apa yang menjadi cita-citamu dan bagaimana menjalankannya?
Cita-cita saya sebagai seorang aktor adalah berbagi cerita tentang keluarga, identitas, pengalaman—tidak ada bedanya dengan storyteller diluar sana. Tapi jika semuanya gagal, pada akhirnya saya seorang entertainer, saya ada untuk memberi kesenangan, juga membuat orang menangis. Jika 90 person orang tidak paham tapi 10 persen atau setidaknya satu orang mengerti dan bisa memetik sesuatu dari sana, maka cukup bagi saya. Sepertinya, tujuan saya adalah membantu orang-orang lewat pertunjukan saya. Itulah yang saya kuasai, itulah yang senang saya lakukan, membuat saya merasa hidup dan jika seseorang melihat saya tampil dan hal itu menginspirasi dan therapeutic bagi mereka, maka cita-cita saya terpenuhi.
Apakah ada pakaian yang tidak bisa lepas dari kamu?
Pakaian saya yang paling berharga tentunya pakaian-pakaian milik mendiang ayah saya. Kemejanya sangat berlawanan dengan saya—saya suka memakai pakaian yang bersih tapi kemejanya sangat teatrikal, sangat bernuansa mafia Italia.Dan kemeja ibuku juga, dia memiliki banyak pakaian gambar bunga dan bermotif yang sangat mengembang dan cerah.
Belanja gaya Ramadan Aniq dibawah ini dan lihat lebih banyak koleksi Ramadan disini. Stay tuned pada blog Off the Cuff kami untuk inspirasi gaya lainnya, tutorial DIY, intip kolaborasi terbaru kami, dan semua kebaikan yang kamu dapat miliki.